Menyambut gerhana matahari sebagian di wilayah Lamongan, Yayasan Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah melaksanakan sholat gerhana matahari di halaman Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah (TABAH) Kranji, pagi ini, rabo (9/3/16).
Sholat yang diikuti oleh ribuan siswa-siswi, guru, karyawan dan keluarga besar pondok pesantren Tarbiyatut Tholabah serta masyarakat sekitar, terlaksana dengan khusyu’ sejak pukul 06.30 WIB. Dalam sambutannya bapak H. Fathur Rohman selaku ketua yayasan Tarbiyatut Tholabah menyampaikan bahwa momen pagi ini merupakan suatu hal pembelajaran bagi siswa-siswi, sehingga harus di ikuti dengan khusyu’.
Sebagai imam, KH Ach. Sjafi’ Ali, A.Ma memimpin jalannya sholat sampai selesai dengan didahului bimbingan singkat sebelum melaksanakan sholat. Dalam bimbingan singkat tersebut beliau menjelaskan langkah-langkah atau tatacara pelaksanaan sholat gerhana.
Adapun sebagai khotib setelah sholat 2 rokaat tersebut, KH. Lubabul Khadiq, Lc menyampaikan bahwa, gerhana matahari ini menunjukkan dan membuktikan bahwa Allah SWT adalah dzat yang maha kuasa, yang mengatur segalanya, semua alam langit dan bumi serta seisinya. Oleh karena itu matahari menyinari dengan cahayanya yang panas bisa tunduk dengan aturan-aturan dan perintah Allah SWT, maka sudah selayaknya kita sebagai manusia yang berakal harus lebih tungduk dan taat kepada atauran-aturan dan perintah-perintah Allah SWT. Dengan demikian mari kita renungkan kejadian gerhana ini, sehingga bisa menambah keimanan dan ketaatan kita kepada Allah SWT, “tutur beliau.
Pria yang menjadi menantu (Alm) KH. Moh Baqir Adelan tersebut juga menyampaikan, bahwa pelajaran kedua yang bisa kita fahami dari peristiwa gerhana matahari adalah dengan gerhana matahari ini Allah SWT mengingatkan kita tentang Al-Alamatul Qubro (tanda-tanda yang besar) akan datangnya hari kiyamat, seperti yang firmankan Allah SWT dalam Al Qur’an surat Al-Qiyamah ayat 7-13. Dengan demikian tanda-tanda kubro qiyamat itu, ada kesamaan dan kemiripan terhadap peristiwa gerhana matahari total disebagian wilayah Indonesia dengan ditandainya cahaya matahari tertutup sepenuhnya oleh bulan, sehingga keadaan lingkungan sekitar menjadi gelap seperti yang terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW. Beliau merasa takut jangan-jangan gerhana ini menjadi tanda akan datangnya hari qiyamat, seperti yang dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim, “ujar beliau. (CRK)
Sumber : https://www.facebook.com/cakrul
Sumber : https://www.facebook.com/cakrul
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !